Tangerang Selatan – Sebuah trotoar di kawasan Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi sorotan publik setelah viral di media sosial karena penggunaan blok pemandu atau guiding block yang tidak sesuai fungsinya. Alih-alih menggunakan material bertekstur untuk membantu penyandang tunanetra, guiding block di trotoar tersebut hanya dicat warna kuning.
Trotoar yang menjadi perbincangan ini berlokasi di Jalan Puspiptek-Serpong, Tangsel, membentang di depan SMAN 2 Tangerang Selatan hingga SMPN 8 Tangerang Selatan. Kondisi ini memicu diskusi mengenai fasilitas publik bagi disabilitas.
Berubah Dicat Abu-abu
Pantauan detikcom di lokasi pada Senin (29/12/2025) pukul 11.30 WIB, trotoar tersebut kini telah dicat ulang dengan warna abu-abu. Sisa cat kuning masih terlihat di beberapa bagian, sementara guiding block yang sebenarnya belum terpasang. Petugas yang melakukan perbaikan juga sudah tidak terlihat di lokasi.
Menurut informasi dari Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Tangsel, pengecatan ulang trotoar ini dilakukan pada hari Sabtu (27/12). Pihak Pemprov Banten menyatakan bahwa inisiatif pengecatan ini bertujuan untuk memperindah trotoar, dan pemasangan guiding block asli direncanakan pada tahun 2026.
“Penanganan langsung dikerjakan oleh Dinas PUPR Provinsi Banten, pergantian warna dilakukan pada hari Sabtu kemarin,” ujar Humas Dinas SDABMBK Tangsel Kemal saat dihubungi, Senin (29/12/2025).
Kemal menjelaskan lebih lanjut bahwa trotoar di lokasi tersebut merupakan kewenangan Dinas PUPR Provinsi Banten. Laporan mengenai guiding block bercat kuning telah diteruskan kepada dinas terkait di tingkat provinsi.
“Lokasi pedestrian di depan SMPN 8 Kota Tangerang Selatan, Jalan Serpong-Puspiptek, merupakan kewenangan Dinas PUPR Provinsi Banten,” tegas Kemal.
Kata Warga Soal Guiding Block
Seorang warga bernama Joni (33) mengungkapkan bahwa perbaikan trotoar tersebut telah berlangsung beberapa bulan lalu. Awalnya, ia mengira adanya warna kuning di tengah trotoar menandakan adanya fasilitas untuk disabilitas.
“Saya mikirnya waktu itu saya kira bener ya, ada yang buat disabilitasnya itu. Tapi ternyata kan kalau yang saya dengar, terus juga katanya jadi viral di socmed, ternyata nggak ada buat yang disabilitasnya itu ya,” ujar Joni saat ditemui di lokasi.
Joni menambahkan bahwa trotoar tersebut dicat ulang menjadi abu-abu pada Sabtu (27/12). Ia berharap trotoar tersebut dapat diperbaiki agar fungsinya sesuai dengan peruntukannya.
“Ya trotoarnya lebih sesuai lagi lah penggunaannya. Ini kan buat jalan gitu, kan. Terus juga biar enak warganya. Saya pikir ya harus dibenerin sih, Bang,” harap Joni.
Senada dengan Joni, warga lainnya, Maulana (24), juga berharap perbaikan trotoar konsisten dengan rencana awal pemerintah.
“Kalau saya sih berharap ya biar ini ya, bergantung juga dari pemerintahnya idenya gimana. Ya kalau bisa konsisten lah. Misal, pemerintah maunya buat disabilitas ya harus ada guiding block -nya gitu, Bang, kalau mau gitu,” ujar Maulana.
Penjelasan Pemprov Banten
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten memberikan penjelasan terkait trotoar yang viral karena dicat kuning menyerupai blok petunjuk di Tangsel. Pemprov menyatakan bahwa pengecatan dilakukan untuk memperindah tampilan trotoar, sementara pemasangan guiding block asli dijadwalkan pada tahun 2026.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten, Arlan Marzan, menjelaskan bahwa trotoar sepanjang 190 meter tersebut dibangun pada tahun 2014. Seiring waktu, banyak laporan mengenai kondisi trotoar yang kusam.
“Emang dari awal itu nggak ada guiding block-nya, terus karena kondisinya sudah agak rusak-rusak, kumuh, sama Hamdan (Kepala UPTD PJJ Tangerang) diperbaiki, dicat dibikin biar cantik, biar estetik,” kata Arlan.
Arlan menambahkan bahwa anggaran untuk pemasangan guiding block sudah disiapkan dan akan direalisasikan tahun depan. Mengenai perubahan warna cat menjadi abu-abu, ia menyebutkan hal itu dilakukan agar tampilan trotoar lebih natural.
“Pemeliharaan itu dicat, tadinya ada warna kuningnya, kan kurang bagus, diganti abu-abu, biar natural,” jelasnya.
Simak juga video ‘#SaveSiJalurKuning: 13 Rintangan Tunanetra di Trotoar Jalan Dewi Sartika’






