Berita

Daerah Rayakan Tahun Baru 2026 dengan Doa Bersama, Empati Korban Bencana Jadi Fokus Utama

Advertisement

JAKARTA – Sejumlah pemerintah daerah di Indonesia memutuskan untuk meniadakan perayaan Tahun Baru 2026 yang meriah dengan kembang api dan hiburan. Langkah ini diambil sebagai bentuk empati dan solidaritas terhadap korban bencana alam yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Perayaan malam pergantian tahun akan diganti dengan kegiatan doa bersama dan pengumpulan donasi.

DKI Jakarta Gelar Doa Bersama Lintas Agama

Di DKI Jakarta, Gubernur Pramono Anung menginstruksikan agar perayaan tahun baru diisi dengan doa bersama seluruh agama. Ia juga meminta para pengisi acara, khususnya penyanyi, untuk menyampaikan pesan kemanusiaan.

“Jadi untuk acara akhir tahun kemarin kebetulan kami rapat secara khusus, akan ada doa bersama seluruh agama. Kemudian saya meminta juga penyanyi-penyanyinya adalah yang message-nya, pesannya adalah bersifat kemanusiaan,” ujar Pramono di Balai Kota Jakarta, Selasa (30/12/2025).

Pramono menuturkan acara perayaan tahun baru 2026 di Jakarta akan dilaksanakan di delapan titik. Ia berharap perayaan tersebut dapat membawa pesan kepedulian bagi para korban bencana.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta akan membuka jalur donasi untuk para korban bencana melalui QRIS bekerja sama dengan Bank DKI Jakarta. “Dan secara khusus kami akan membuka donasi maka besok itu QRIS bekerja sama dengan bank DKI Jakarta, siapapun yang mau mendonasikan, berapa saja, dengan rasa syukur kami akan menerima itu. Dan semua hasil yang terkoneksi dari donasi itu akan kami salurkan untuk korban bencana,” imbuhnya.

Jambi dan Jawa Barat Imbau Masyarakat Tahan Pesta Kembang Api

Pemerintah Provinsi Jambi secara resmi membatasi perayaan malam pergantian Tahun Baru 2026 dan mengimbau masyarakat untuk mengisi malam tersebut dengan kegiatan positif, termasuk meniadakan pesta kembang api.

Pemprov Jambi mengimbau seluruh pemerintah kabupaten/kota, instansi vertikal, pelaku usaha, serta masyarakat luas agar mengisi malam pergantian tahun dengan kegiatan yang lebih positif, sederhana, dan bermakna, difokuskan pada refleksi akhir tahun, doa bersama, serta kegiatan sosial yang tidak mengganggu ketertiban umum.

“Sebagai bentuk refleksi dan penguatan nilai kebersamaan, Pemprov Jambi juga akan menggelar doa lintas agama pada malam pergantian tahun nanti. Kegiatan ini akan dipusatkan di Arena Eks MTQ, dengan menghadirkan ulama nasional Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf,” kata Kadis Budaya dan Pariwisata Jambi Imron Rosyadi, Minggu (28/12/2025).

Senada dengan itu, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Setiawan mengajak masyarakat Jawa Barat untuk tidak menggelar pesta kembang api saat malam pergantian tahun. Imbauan ini disampaikan sebagai bentuk empati dan keprihatinan terhadap para korban bencana banjir bandang di Aceh dan Sumatera.

Advertisement

“Pada saat ini, Indonesia dalam keadaan prihatin, karena sebagian dari masyarakat kita khususnya yang berdomisili di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, itu sedang mengalami musibah dan korban bencana alam,” kata Rudi kepada awak media, Selasa (30/12/2025).

Sebagai alternatif perayaan, Kapolda Jabar mengajak masyarakat untuk menggelar doa bersama, baik di lingkungan keluarga maupun komunitas. “Pada pergantian tahun ini kita diminta dianjurkan doa bersama, mohon kepada Allah SWT supaya bencana ini tidak melanda kita kembali dan saudara-saudara kita diberikan kemudahan untuk hidup normal,” jelasnya.

Surabaya Fokus pada Doa Lintas Agama dan Kepedulian

Pemerintah Kota Surabaya akan mengawali malam pergantian Tahun Baru 2026 dengan doa bersama lintas agama di Balai Kota Surabaya pada (31/12/2025). Acara ini menjadi penanda perayaan tahun baru yang dikemas sederhana, khidmat, sekaligus bentuk kepedulian terhadap masyarakat di Sumatera dan wilayah lain yang terdampak bencana alam.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memaparkan, doa lintas agama telah menjadi tradisi yang dirawat setiap malam tahun baru. Setelah doa bersama, masyarakat dipersilakan beraktivitas namun diminta tetap menjaga ketertiban dan tidak merayakan secara hura-hura.

Doa lintas agama akan melibatkan seluruh unsur pemuka agama di Surabaya, mulai dari Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, hingga Khonghucu. Eri berharap, kebersamaan dalam doa mencerminkan kerukunan warga Surabaya di tengah keberagaman latar belakang keyakinan.

“Mari kita mulai tahun baru dengan hati nurani dan kepedulian,” tuturnya. “Kita ingin punya rasa empati. Saudara-saudara kita masih dalam kondisi sulit setelah bencana, sehingga perayaan tidak perlu dilakukan secara berlebihan,” kata Eri.

Pembahasan selengkapnya dapat disaksikan di program detikPagi edisi Rabu (31/12/2025).

Advertisement