JAKARTA, 30 Desember 2025 – Aksi pencurian baut pada jembatan bailey darurat yang dibangun untuk korban bencana di Aceh menuai kecaman keras. Jembatan sementara yang vital untuk akses bantuan ini diduga dirusak oleh tangan-tangan jahil, memicu kemarahan dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Maruli Simanjuntak.
Jembatan bailey, yang berfungsi sebagai penghubung sementara saat bencana memutuskan akses utama, dibangun di Teupin Mane dan mulai digunakan pada 18 Desember lalu. Jembatan darurat sepanjang 35 meter ini menghubungkan Desa Awe Geutah Paya di Kecamatan Peusangan Siblah Krueng dengan Desa Teupin Reudeup di Kecamatan Peusangan Selatan, Bireuen. Keberadaannya sangat krusial sebagai jalur alternatif lintas nasional Banda Aceh-Medan, menggantikan jembatan utama di Kuta Blang, Bireuen, yang juga roboh akibat banjir dan memerlukan waktu pemulihan lebih lama.
Pembangunan jembatan bailey ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Pekerjaan Umum, prajurit Yonzipur TNI AD, dan partisipasi aktif masyarakat setempat. Jembatan ini dirancang untuk dilalui kendaraan dengan berat maksimal 12 ton, guna memastikan kelancaran distribusi bantuan bagi para korban bencana di Aceh.
KSAD Maruli Simanjuntak Ungkap Kekecewaan Mendalam
Jenderal Maruli Simanjuntak menyatakan kegeramannya atas dugaan pencurian baut jembatan bailey di Aceh. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk sabotase terhadap infrastruktur vital yang sangat dibutuhkan masyarakat di tengah kesulitan.
“Dalam kondisi kompak pun, ini masih ada orang yang berusaha mensabotase jembatan bailey kita. Dua hari yang lalu, mungkin ada ditayangkan ininya, dibongkar baut-bautnya,” ujar Maruli dalam konferensi pers di Posko Terpadu Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (29/11/2025).
Maruli turut menunjukkan bukti foto jembatan bailey yang bautnya telah dicabut, yang berlokasi di Teupin Mane, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Aceh. Ia tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya terhadap pelaku.
“Kami juga tidak menyangka ada orang sebiadab ini ya, terus terang saja. Memang kami pikir masyarakat sedang bencana, ini baut-bautnya dibongkar. Terlihat itu berpindah, nanti kalau ada yang perlu lihat fotonya, nanti saya kasih,” tuturnya.
Tindakan Biadab yang Mengancam Keselamatan Masyarakat
Lebih lanjut, Maruli menekankan bahwa perbuatan tersebut secara langsung mengorbankan keselamatan masyarakat yang sedang tertimpa musibah. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai perbuatan biadab yang tidak dapat ditoleransi.
“Jadi dalam kondisi begini pun masih ada kelompok-kelompok orang yang mau, bisa dikatakan arahnya kepada pemerintah. Mengorbankan masyarakat, masyarakat yang sedang bencana pun mau dikorbankan. Jadi terus saya semalam tidak bisa tidur saya memikirkan ini, karena saya pikir orang sebiadab ini luar biasa,” ungkapnya.
KSAD berharap tidak ada lagi korban jiwa akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab ini. Ia menegaskan bahwa pihak TNI AD akan melakukan penelusuran lebih lanjut untuk mengungkap pelaku.
“Nanti ada lagi yang bilang, oh ini sengaja nih pengkondisian. Kalau pengkondisian membuat masyarakat mati, bukan pengkondisian namanya itu. Itu biadab namanya. Jadi ini bukti-bukti nyata sudah ada, kasihan masyarakat korban. Jangan lagi sampai jiwanya korban lagi. Kita akan telusuri sampai di mana. Kita fokus saja,” tegas Maruli.






